Selama
tahun 2024 di Kabupaten Magelang telah terjadi
371 kejadian bencana alam. Sederet bencana alam yang melanda tersebut mengakibatkan 1 korban jiwa meninggal
dunia dan 8 orang luka-luka, 14 rumah rusak berat dan 41 rumah rusak sedang.
Merujuk data Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, sejak awal tahun 2024 hingga Senin
(09/12/2024), tercatat 371 bencana terjadi di Kabupaten Magelang yang
didominasi oleh bencana tanah longsor sebanyak 156 kejadian dan cuaca ekstrem
serta kebakaran bangunan masing-masing 122 dan 47 kejadian.
Melihat kondisi geografis wilayahnya, dimana Kabupaten
Magelang dikelilingi oleh pegunungan dan perbukitan, sangat berpotensi
terjadinya bencana hidrometrologi, terutama saat musim penghujan saat ini.
Di bulan November-Desember 2024, bencana tanah longsor sebanyak 32
kejadian di beberapa wilayah yang disebabkan karena hujan dengan intensitas
sedang maupun tinggi. Wilayah yang terdampak tanah longsor meliputi Kecamatan Bandongan,
Borobudur, Salaman, Sawangan, Ngablak, Pakis, Mugkid, Salam, Candimulyo,
Tempuran, Windusari dan Srumbung.
Jumlah kejadian bencana dan kerusakan akibat bencana yang terjadi pada tahun 2024 sebagai berikut:
Untuk mengantisipasi bencana, BPBD Kabupaten Magelang terus
melakukan sosialisasi ke masyarakat serta membentuk kelompok Organisasi
Pengurangan Resiko Bencana (OPRB) dan tim reaksi cepat di semua wilayah
desa/kecamatan. Selain itu upaya mitigasi juga dilakukan dengan pemeliharaan
alat peringatan dini bencana tanah longsor atau Early Warning System (EWS) yang
tersebar di beberapa titik. Diharapkan kepada masyarakat agar meningkatkan
kewaspadaan mengingat hujan deras masih akan terjadi.
Berdasarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jawa Tengah, puncak musim hujan di wilayah Jawa Tengah umumnya diperkirakan pada bulan Februari 2025.
Sumber : SIKK - BPBD Kabupaten Magelang