Detail Open Data

Perkembangan Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

Selasa, 22 Oktober 2024

Gender menjadi isu penting baik dalam tataran nasional maupun internasional. Konsep gender secara singkatnya digunakan untuk menjelaskan perbedaan peran perempuan dan laki-laki. Gender dapat diartikan sebagai pembedaan peran. kedudukan, tanggung jawab dan pembagian kerja antara laki-laki perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat perempuan dan laki-laki yang dianggap pantas menurut norm, adat istiadat, kepercayaan atau kebiasaan masyarakat (BPS, 2021). Perempuan sebagai salah satu sumber daya manusia juga harus mengoptimalkan dalam memanfaatkan kesehatan, kecerdasan dan pendidikannya sehingga isu kesetaraan gender dapat terintegrasi dalam proses pembangunan.

Indikator yang memperlihatkan seberapa besar pembangunan dan pemberdayaan gender adalah Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG). Apa perbedaan kedua indeks tersebut?

Indeks Pembangunan Gender (IPG)

Indeks Pembangunan Gender merupakan komponen penting dalam pengukuran pembangunan manusia berbasis gender. Indikator pengukuran gender sama dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yaitu angka harapan hidup, harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah serta pengeluaran per kapita yang berfokus pada sisi gender.

IPG adalah indikator yang menggambarkan perbandingan (rasio) capaian antara IPM Perempuan dengan IPM Laki-laki. Indikator ini salah satu alat dalam melihat keberhasilan pemerintah dalam implementasi program-program yang telah dicanangkan terkait gender dalam nawacita maupun SDGs.

IPG Kabupaten Magelang mengalami peningkatan selama tahun 2020-2023, yang mengindikasikan kesenjangan pembangunan antara laki-laki dan perempuan di Magelang semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan semakin merata.



IPG Kabupaten Magelang mengalami peningkatan yang mengindikasikan kesenjangan pembangunan antara laki-laki dan perempuan di Magelang semakin kecil yaitu sebesar 92,17 di tahun 2020 kemudian 92,26 di tahun 2021, 92,56 di tahun 2022, dan menjadi 92,91 di tahun 2023. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan semakin merata.

IPG mengukur pencapaian dimensi dan variabel yang sama seperti IPM, tetapi mengungkapkan ketidakadilan pencapaian laki-laki dan perempuan. Semakin kecil jarak angka IPG dengan nilai 100, maka semakin setara pembangunan antara laki-laki dengan perempuan. Namun semakin besar jarak angka IPG dengan nilai 100, maka semakin terjadi ketimpangan pembangunan antara laki-laki dan perempuan. Angka 100 dijadikan patokan untuk menginterpretasikan angka IPG, karena angka 100 merupakan nilai rasio paling sempurna.

Pembangunan  manusia  menurut  gender  di  Kabupaten Magelang  hampir  sama  jika  dibandingkan  pembangunan  manusia  menurut  gender  di  Jawa Tengah  maupun  Indonesia.  Hal  ini  ditunjukkan  dengan  besaran  angka  IPG  Kabupaten Magelang  juga  telah  mendekati  angka  100  yaitu  sebesar  92,91  di  tahun  2023,  sedangkan untuk  Jawa  Tengah  dan  Indonesia  masing-masing  sebesar  93,31  dan  92,29.  Peningkatan pemerataan pembangunan manusia menurut gender pada tahun 2023 di Kabupaten Magelang cukup tinggi yaitu sebesar 0,35 poin. Angka ini bahkan lebih tinggi jika dibandingkan dengan peningkatan Indonesia yang mencapai 0,24 poin dan Jawa Tengah yang hanya sebesar 0,08 poin.

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

Berbeda dengan IPG, IDG  lebih menekankan pada sejauh mana kesetaraan gender yang dilihat dari aspek ekonomi, pengambilan keputusan dan juga politik. Indeks ini menjadi pengukuran yang penting dalam pembangunan manusia karena indikator yang ada di dalamnya sangat berpengaruh terhadap isu kesetaraan gender yang diperjuangkan. Variabel-variabel yang digunakan dalam pengukuran IDG adalah peran perempuan di parlemen, kontribusi perempuan dalam pendapatan keluarga dan peran perempuan sebagai tenaga profesionalisme.

Sepanjang tahun 2020 sampai dengan 2023, IDG Kabupaten Magelang cenderung mengalami peningkatan yang mengindikasikan peningkatan pemberdayaan gender di Magelang. Tahun 2020 IDG Kabupaten Magelang sebesar 69,65 kemudian meningkat tahun 2021 menjadi 69,64 Tahun 2022 sebesar 69,66 dan pada tahun 2023 menjadi 70,52.  Hal ini mengindikasikan bahwa peran perempuan semakin meningkat dalam kehidupan ekonomi dan politik.


Pemberdayaan gender di Kabupaten Magelang relative stabil dalam empat tahun terakhir. Pemberdayaan gender di Kabupaten Magelang lebih rendah dibandingkan pemberdayaaan gender di Jawa Tengah maupun Indonesia. Namun, peningkatan pemberdayaan gender Kabupaten Magelang pada tahun 2023 cukup tinggi yaitu sebesar 0.86 poin lebih tinggi dari peningkatan Jawa Tengah maupun Indonesia.


Sumber : BPS Kabupaten Magelang